Minggu, 24 April 2011

Wild Life oleh Fujisaki Masato

Diposting oleh ainahafizah di 03.16 0 komentar
Wild Life karya Fujisaki Masato adalah salah satu komik favoritku. Sejak awal aku memang sudah tertarik dengan komik yang mengangkat tema tentang kehidupan dokter hewan ini. Pertama kali aku membaca komik bergenre humor ini adalah awal tahun 2005.
Komik yang berjudul “Wild Life” ini menceritakan seorang siswa SMU yang bingung tentang masa depannya yang suram. Siswa yang bernama Tessho Iwashiro ini sangat bodoh, namun ia memiliki bakat yang tidak tahu harus disalurkan ke mana. Ia memiliki ketajaman irama, yang berarti segala macam suara yang didengarnya bisa ia ubah menjadi tangga nada (doremifasolasido). Pertemuannya dengan seorang dokter hewan yang telah menyelamatkan anjing jalanan yang dibawanya, membuatnya memiliki sebuah cita-cita. Ia juga ingin menjadi seorang dokter hewan agar bisa menyelamatkan banyak nyawa (nyawa hewan tentunya, tapi ia juga penah menyelamatkan nyawa manusia di salah satu chapter). Anjing jalanan yang ditemukannya itu pun akhirnya menjadi sahabat karibnya.

Kamis, 21 April 2011

Koleksi Death Note

Diposting oleh ainahafizah di 18.02 0 komentar
Setiap orang pasti memiliki sesuatu yang disukai dan tidak disukai. Jika menyukai sesuatu, ada kemungkinan untuk mengoleksi sesuatu itu. Salah satu koleksi yang digemari remaja adalah komik, action figure, anime, dan novel. Namun sayanganya, salah satu koleksi yang paling dilarang oleh orang tua adalah komik. Terkadang, jika orang tua mendapati anaknya membeli komik, maka tidak menutup kemungkinan semua koleksi komik anaknya itu akan dibakar. Pemikiran yang agak kuno memang, tapi masih banyak orang tua yang seperti itu. Jadi, bersyukurlah kita yang memiliki orang tua yang toleran terhadap hobi kita yang suka mengoleksi dan membaca komik.

Aku sangat bersyukur mempunyai orang tua yang menghargai hobiku. Hobiku sendiri adalah mengoleksi komik, menulis cerita (dan sekarang sedang tergila-gila dengan prosa), dan membuat kerajinan tangan. Orang tuaku bahkan sengaja membelikanku sebuah lemari kaca yang ukurannya sedang untukku menyimpan semua barang-barang anehku, termasuk koleksi komikku. Lemari itu terbagi jadi tiga tingkat, tingkat paling atas kugunakan untuk koleksi Death Note, tingkat kedua kugunakan untuk menyimpan pulpen, pensil, koleksi pita, lem, plester, dan segala perlengkapan kantor lainnya, sedangkat tingkat paling bawah sekaligus ruang yang paling luas, kugunakan untuk menyimpan komikku yang lain.

Minggu, 17 April 2011

Birthday Card Blue & Violet

Diposting oleh ainahafizah di 02.38 0 komentar
Rasanya senang sekali bertemu dengan hari libur. Walaupun hanya sehari, tapi serasa beberapa hari karena tidak ada tugas kuliah yang perlu dikumpul dalam jangka waktu pendek. Jadi, kuputuskan untuk beristirahat sejenak. Saatnya jalan-jalan di dunia maya!!!
Selagi asyik jalan-jalan, aku melihat berbagai prakarya dari kertas. Bagus dan cantik semua. Aku jadi ngiler pengen ikutan buat. Dengan bahan seadanya, jadilah prakarya kertasku.


Dua buah Birthday Card, yang satu berwarna biru sederhana, dan yang satunya berwarna ungu dengan nuansa yang agak girly. Aku sengaja memilih untuk membuat birthday card karena aku malas sekali jika harus membeli kartu ucapan dengan gambar warna-warni padahal begitu-begitu saja bentuknya. Alasan kedua adalah, kemarin aku memberi kado pada temanku tanpa kartu ucapan yang bagus, hanya tulisan dihias-hias (jadi merasa bersalah). Memang sih, sepertinya tidak ada temanku yang akan berulang tahun dalam waktu dekat, tapi kartu ucapan ini bisa kusimpan dan kuberikan nanti pada temanku yang berulang tahun. Lumayan, tidak panik untuk  membuat kartu ucapan buatan tangan untuk ucapannya. Hehehe... :P

Kamis, 14 April 2011

Ratu Drama

Diposting oleh ainahafizah di 18.18 0 komentar
Aku memutar bola mataku. ‘Lagi-lagi begini’, gumamku. Aku duduk malas di kursiku sambil menatap bosan ke depan kelas. Tangan kananku menopang kepalaku yang mulai terasa berat.
Di depan kelas di mana semua perhatian terkumpul, berdiri seorang wanita muda. Wajah wanita itu memerah karena marah. Entahlah, aku tidak mengerti mengapa akhir-akhir ini para pengajar menggila. Ekor mataku melirik ke bagian belakang kelas, di mana tatap marah si wanita mengarah. Aku tersenyum miris. Sepertinya wanita yang suaranya mulai serak itu kembali memainkan sandiwara klasik.
 

Aina's Room Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea