Aku tidak bisa berbohong padanya. Pada hatiku. Hati yang sederhana.
Hatiku adalah hati yang sederhana. Ia tidak kaya raya. Ia hanya bahagia dengan caranya. Ia juga tak miskin. Ia hanya bersyukur dengan caranya. Ia tak pandai berbohong, hanya diam untuk sembunyikan rasa.
Hatiku bicara dengan caranya sendiri. Ia tak lantang, namun juga tak bisu. Hatiku menyapa dengan caranya. Melalui karyaku, ia berbisik.
Hatiku menyampaikan rasa. Rasa yang bersembunyi di balik kata dan karya. Ia bicara dengan hati lain yang menerimanya. Hati lain yang mendengar bisikan sayupnya.
Sekarang, ia terluka. Terpecut cambuk harta. Ia merintih, mencoba untuk tetap berdiri. Ia terluka, tak dalam, namun perih.
Hatiku terdiam, tak sanggup sampaikan rasa. Karena ia perlu sembuhkan luka.