Aku belajar tentang dia. Tentang Percuma. Dia bukan sekedar pengganti Sia-sia, kembaran Tidak Berguna, ataupun kekasih Ketidakberdayaan. Bagiku, dia sanggup berdiri sendiri. Dia mempunyai kekuatan, pesona, dan sihirnya sendiri. Dia tak selalu berdiri di sudut gelap, karena kadang ia mengarahkan ke jalan yang terang.
Percuma bukan merupakan indikator kegagalan. Bagiku, dia adalah sebuah lampu di sudut jalan. Lampu yang menerangi persimpangan jalan. Dia bukan lentera yang akan kubawa menelusuri jalan yang kupilih, tapi dia akan tetap diam di sana, si persimpangan itu. Karena, ketika aku harus terjatuh, aku kembali punya dua pilihan, kembali mencoba atau kembali ke persimpangan jalan kemudian memilih jalan yang lain. Dia bukan penunjuk arah. Dia tidak bisa memberi tahu akhir dari setiap jalan yang dipilih. Dia akan diam, berdiri dengan anggunnya menunjukkan jalan yang lain. Ketika aku tak sanggup meneruskan jalanku, aku akan kembali ke sudut di mana dia berdiri. kemudian melangkahkan kaki ke jalan yang lain.
Hidup bukan sebuah buku yang selalu patuh pada aturan dan rumus. Di sinilah lampu Percuma menyala terang. Dia tak mengajak untuk mundur. Dia pun tak menghalangi jalan. Tapi, dalam kehidupan sosial, ada kalanya aku harus kembali untuk mencari jalan lain. Seperti kata pepatah “Banyak jalan menuju Roma”. Saat kembali dari jalan buntu, dia berdiri di persimpangan jalan, menerangi jalan alternatif lain. Tapi Percuma bukan sekutu Menyerah. Dia tak bersekongkol dengan Keputusasaan. Dia hanya diam, tak tertawa, tak menangis.
Aku tidak bisa memaksakan pendapatku. Tapi inilah arti Percuma bagiku. Karena aku pernah berjalan si sebuah jalan, bergandengan tangan. Namun saat genggamanku terlepas, aku menoleh ke samping dan tak menemukan seorang pun di sana. Aku tidak takut ataupun menangis. Tak ada yang berkhianat, karena mereka memilih jalan masing-masing. Aku hanya tersenyum. Menoleh ke belakang dan tersenyum pada Percuma, kemudian meneruskan perjalananku. Walaupun aku sendiri, dia akan tetap berdiri di sana, berdiri di persimpangan jalan. Dia akan melihatku berjalan, terjatuh, dan kembali bangkit. Karena jalan yang kulalui ini khusus. Jalan di mana aku tidak bisa kembali. Jalan yang mempertaruhkan hatiku yang tersisa. Hati seorang manusia.
Percuma bukan sebuah Black Hole yang menghisap semua semangat dan harapan. Dia hanya berdiri, menopang jiwa yang ragu. Kadang, aku bersandar padanya. Duduk diam di bawah cahayanya. Tersenyum, kemudian bangkit menuju jalan yang kupilih. Kadang Dia memperingatkanku untuk sadar akan diriku. Sadar dari rasa Tidak Tahu Diri. Karena tidak selamanya Pantang Menyerah berdiri di mahligai putih.
Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan tujuan. Bagiku, inilah arti kata Percuma. Kuat layaknya seorang ksatria, memesona bagai seorang putri, dan menyihir bak seorang penyihir.
Bagiku, dia bukan sekedar kata…
1 komentar:
kata-kata yang hampir buatku terkagum sejan dan berusaha mengartikan kalimat demi kalimat yang kakak ketik :)
salam kenal kakak
Posting Komentar