Setiap orang pasti memiliki sesuatu yang disukai dan tidak disukai. Jika menyukai sesuatu, ada kemungkinan untuk mengoleksi sesuatu itu. Salah satu koleksi yang digemari remaja adalah komik, action figure, anime, dan novel. Namun sayanganya, salah satu koleksi yang paling dilarang oleh orang tua adalah komik. Terkadang, jika orang tua mendapati anaknya membeli komik, maka tidak menutup kemungkinan semua koleksi komik anaknya itu akan dibakar. Pemikiran yang agak kuno memang, tapi masih banyak orang tua yang seperti itu. Jadi, bersyukurlah kita yang memiliki orang tua yang toleran terhadap hobi kita yang suka mengoleksi dan membaca komik.
Aku sangat bersyukur mempunyai orang tua yang menghargai hobiku. Hobiku sendiri adalah mengoleksi komik, menulis cerita (dan sekarang sedang tergila-gila dengan prosa), dan membuat kerajinan tangan. Orang tuaku bahkan sengaja membelikanku sebuah lemari kaca yang ukurannya sedang untukku menyimpan semua barang-barang anehku, termasuk koleksi komikku. Lemari itu terbagi jadi tiga tingkat, tingkat paling atas kugunakan untuk koleksi Death Note, tingkat kedua kugunakan untuk menyimpan pulpen, pensil, koleksi pita, lem, plester, dan segala perlengkapan kantor lainnya, sedangkat tingkat paling bawah sekaligus ruang yang paling luas, kugunakan untuk menyimpan komikku yang lain.
Orang tuaku pernah menyebutku lemariku itu seperti memiliki aura magic lantaran koleksi Death Note-ku. Aku memang sengaja membuat kesan suram untuk koleksiku yang satu ini. Aku memberikan alas berupa karton berwarna hitam polos. Kemudian kususun keduabelas komik Death Note di belakangnya, di bagian tengah kuletakkan Death Note Book berikut pulpennya, sedangkan para action figure beraksi di ruang kosong di depannya. Mungkin orang tuaku agak seram dengan para action figure itu.
Untuk mendapatkan semua koleksi itu dalam jangka waktu yang cukup lama, dua tahun lebih. Buku Death Note dan pulpennya itu adalah hadiah ulang tahunku yang ke-18 dari kakakku. Ironis memang, orang ulang tahun malah diberi Death Note. Sedangkan untuk ulang tahun yang ke-19, kesebelas action figure itulah yang menjadi kado istimewa, masih dari kakakku. Sedangkan keduabelas komik itu, aku sendiri yang membelinya. Aku sengaja memesannya dari Jakarta karena sulit sekali menemukan komik ini satu set lengkap di Banjarmasin, apalagi di Martapura. Semuanya masih segel alias di dalam plastik. Karena iseng, aku buka segel untuk komik yang pertama. Tapi sekarang aku menyesal, mengapa kubuka segelnya padahal sebelas komik sisanya tidak kubuka sama sekali segelnya sampai sekarang. Bagiku tidak masalah komik itu tidak kubuka segelnya, karena aku sudah pernah membaca komik tersebut setahun sebelum membelinya. Buku Death Note yang berwarna hitam itu memang kelihatannya sederhana, tapi di dalamnya yang bisa membuatku tergila-gila. Ada berbab-bab How To Use-nya dengan dekorasi yang menyerupai di filmnya, bahkan nama-nama korban pun tertulis di dalamnya, termasuk nama Light Yagami yang membuatku gemas ingin merobeknya (aku termasuk pendukung Kira). Buku ini juga dilengkapi dengan pulpen bulu yang menambah kesan antiknya. Untuk action figure, aku sempat menggerutu dalam hati. Bukan, bukan karena tidak suka dapat hadiah ini, tapi karena jumlah action figure Light yang hanya 2, sedangkan L ada 3. Berhubung aku pendukung Kira, maka kuletakkan Light sebagai pusat perhatian di antara semua koleksiku ini.
Aku sangat menyayangi koleksiku ini dan aku masih mengincar DVD asli film serta animenya. Aku juga mencari novelnya, walaupun novel itu bukan tulisan TOTO (Tsugumi Ohba dan Takeshi Obata). Bagiku, yang penting itu berhubungan dengan Death Note maka aku suka.
Untuk mengoleksi sesuatu memang perlu pengorbanan. Pengorbanan pertama tentu adalah mendietkan dompet supaya sanggup membeli berbagai macam koleksi yang diinginkan. Kedua, tenaga dan pikiran untuk bisa merawat dan menjaga koleksi kita. Jadi, untuk yang hobi meminjam koleksi punya orang, tolong dirawat dan dijaga sekaligus dikembalikan, mengingat pemilik koleksi sangat sayang dan berhati-hati terhadap koleksinya. Kata “maaf” itu memang mudah diucapkan, tapi sakit hati di balik senyum pemilik koleksi itu sulit disembuhkan.
0 komentar:
Posting Komentar