Aku pernah tanpa sengaja menghadiri sebuah pelatihan. Mengapa kukatakan “tanpa sengaja”? jawabannya adalah karena salah seorang temanku dengan seenak jidatnya mengirimkan sebuah pesan singkat padaku yang isinya menyuruhku untuk datang ke kampus pagi Minggu itu. Sebuah pesan singkat yang sangat tidak jelas. Padahal aku sudah mengatakan kepada temanku itu bahwa aku sibuk hari Minggu itu. Anehnya, dengan bodohnya aku menuruti kemauan temanku itu dengan anggapan bahwa kehadiranku itu adalah wajib. Sudah bisa ditebak, bahwa aku dengan bodohnya mengikuti pelatihan yang tidak kutahu maksud dan tujuannya.
Baik, lupakan sejenak rasa geramku pada temanku yang telah dengan entengnya menipuku. Toh, pada akhirnya semua hal ada manfaatnya. Walaupun pada akhirnya, aku harus bekerja ekstra untuk menyelesaikan kewajibanku yang lain.
Sebenarnya ada 4 orang pembicara dalam pelatihan ini, namun kali ini aku hanya ingin menceritakan materi pembicara yang terakhir. Bisa dibilang beliau adalah seorang motivator. Nama beliau adalah Ibu Linda, sayangnya aku lupa nama lengkap beliau. Beliau memberi motivasi dengan tema utama yaitu “10 Mindset”.
Seperti biasa, aku selalu tertarik dengan hal-hal yang tidak kuketahui namun ingin kuketahui. Beliau telah berhasil mengubah pola pikirku. Membuatku membuka mata untuk tidak takut melakukan sesuatu yang selama ini kuyakini tak perlu.
Sebenarnya tidak ada kewajiban para peserta untuk mencatat materi yang telah diberikan. Tapi, karena tadi sudah kukatakan bahwa aku tertarik dengan materi beliau, maka aku mencatatnya dalam catatan kecilku. Tapi ini bukan berarti materi pembicara yang lain tidak menarik. Semuanya menarik, hanya saja tema materi yang terakhir ini lebih gampang diikuti.
Baiklah, inilah kesepuluh mindset yang telah Ibu Linda paparkan dengan harapan beliau tidak marah padaku karena aku mencatat lalu mempublikasikan materi beliau :
1. Kata Orang Bukan Segalanya
Aku setuju dengan mindset pertama ini. Orang tidak selalu berkata benar, terutama jika orang tersebut berniat menjatuhkan. Walaupun kadang sulit menghalau opini orang masuk ke dalam otak.
2. Aku Luar Biasa
Kata Ibu Linda, sebaiknya kita mengucapkan “Aku Luar Biasa!” setiap kali mau tidur dan bangun tidur karena pengaruh gelombang alpha. Sayang sekali, aku tidak mengerti tentang gelombang-gelombang, tapi yang jelas, kata beliau bahwa gelombang alpha ini akan membantu kita merasa rileks. Saat ingin tidur atau bangun tidur, maka ucapan kita (Aku luar biasa!) ini akan tertanam di dalam otak, dan Insya Allah menjadi sebuah doa.
Memang, terdengar agak narsis. Mungkin agak memamulakan apabila ada orang lain yang memergoki kita saat mengucapkannya. Ucapan ini sebenarnya tidak mengandung unsur sombong atau angkuh, hanya penguatan imej diri, menurutku. Agar kita tetap bisa berdiri tegak walaupun ada cobaan, dan kembali bangkit apabila kita terjatuh.
Kata Ibu Linda juga, kadang ada bisikan hati yang menentang kalimat “Aku luar biasa!” yang diucapkan oleh mulut. Kadang, bisikan itu merupakan kritik, seperti “Mengatakan diri sendiri luar biasa, padahal tidak bisa apa-apa”. Justru self talking inilah yang berbahaya menurut beliau. Lebih berbahaya daripada opini orang. Usahakan saja agar self talking ini tidak menghambat keinginan diri kita untuk maju.
3. Lakukan yang Terbaik
“Lakukan yang terbaik” adalah kalimat yang sangat gampang diucapkan, namun sangat sulit untuk dilakukan. Jujur, bagiku ini cukup sulit. Kadang terbesit di hati memikirkan apa yang akan aku dapat jika aku melakukan yang terbaik. Apalagi jika ada kaitannya dengan tugas kelompok. Pasti aka nada rasa tidak nyaman di hati saat aku berusaha sekuat tenaga untuk kelompok, namun di sisi lain anggota kelompok yang lain justru bersantai dan berdiam diri.
Namun, aku akan tetap berusaha untuk melakukan yang terbaik. Aku harus belajar untuk ikhlas agar aku bisa melakukan yang terbaik tanpa memikirkan yang akan kudapat.
4. Berdayakan Pikiran Bawah Sadar
Katanya, pikiran bawah sadar manusia itu layaknya gunung es. Hanya sedikit pikiran sadar yang muncul di permukaan, sedangkan sisanya yang besar berada di zona pikiran bawah sadar. Nah, justru karena besar itulah, maka pikiran bawah sadar perlu diberdayakan.
Namun entah kenapa, aku paling tidak paham dengan pikiran bawah sadar itu. Mungkin pikiran bawah sadarku bekerja, namun aku tidak tahu bagaimana cara untuk mengontrolnya.
5. Berani Sukses = Berani Mencoba = Berani Gagal
Aku sangat setuju dengan mindset ke-lima ini. Alasanya sederhana, karena pada dasarnya aku memang suka sekali untuk mencoba. Untuk urusan gagal, tak perlu bertanya padaku karena aku sering merasakannya. Tapi, bagiku tak mengapa, toh aku belajar. Aku suka sekali belajar. Bukan hanya belajar dari buku teks untuk kuliah, tapi dari berbagai macam hal.
Aku sering mengumpakan kegiatan mencoba ini dengan kegiatan menaiki sebuah pohon. Ada beberapa orang yang tidak mau mencoba menaiki pohon karena takut terjatuh. Dan itu berarti, mereka tak akan pernah tahu bagaimana rasanya setelah berhasil duduk di salah satu dahan lalu memandang sekeliling dengan lebih luas. Setidaknya, bagiku, dengan mencoba, aku bisa merasakan dan melihat banyak hal lebih luas. Walaupun terjatuh atau gagal sekalipun, aku tetap mendapat pengalaman.
6. Selalu Melihat Sisi Positif Kegagalan
Tentu saja aku sangat setuju dengan mindset kali ini mengingat banyaknya kegagalan yang pernah kudapat. Kata orang, kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Tapi, bagiku, gagal ya gagal. Sayangnya, caraku menghibur diri bukan dengan kalimat pepatah itu. Aku suka mengambil pelajaran dari sebuah kegagalan. Toh, gagal bukan sebuah kenistaan.
7. Bersyukur
Hal yang paling membuat seseorang bahagia adalah bersyukur. Itu menurutku. Karena bagaimanapun keadaannya, apabila hati telah bersyukur, Insya Allah hati akan merasa tenang dan nyaman.
8. Ciptakan Peluang
Entah kenapa, membaca tulisan “ciptakan peluang” ini mengingatkanku pada salah satu tulisan yang pernah temanku bagikan padaku. Tulisan itu membahas perbedaan antara orang pintar dan orang bodoh. Ketika orang pintar berpikir untuk mencari pekerjaan dengan gajih yang tinggi, maka orang bodoh berpikir bagaimana caranya menggajih para orang pintar agar bekerja untuknya. Menarik, bukan?
Intinya adalah jangan terlalu fokus untuk mencari peluang, sekali-sekali perlu untuk menciptakan peluang.
9. Prinsip Lebih
Mindset ke-sembilan ini adalah mindset yang paling berpengaruh padaku. Kadang aku takut untuk berbuat lebih dari kewajiban lantaran takut berbeda. Sama halnya dengan mindset ke-tiga (lakukan yang terbaik), aku kadang memikirkan timbal balik yang akan kudapat. Atau kadang, ada rasa malu jika dicemooh karena aku melakukan lebih dari standar yang dilakukan orang lain. Contohnya saja, kadang untuk mengumpul tugas kuliah tidak perlu paper itu dijilid atau diberi sampul sebagai perlakuan istimewa. Saat aku menjilid paperku, maka kadang temanku ada yang mencemooh, mengatakan bahwa aku berlebihan dan melakukan sesuatu yang tak perlu. Aku tidak salah menuliskan kata “mencemooh” karena memang itulah yang kudapat, bukan dukungan.
Tapi, begitu Ibu Linda mengatakan agar jangan takut untuk berbuat lebih, maka aku sedikit demi sedikit menghapus ketakutanku. Aku mulai berani untuk memberikan perhatian lebih untuk hal-hal yang sederhana.
10. Bertanggungjawab Atas Hidup Anda Sendiri
Tak perlu dipertanyakan, hal ini adalah mutlak. Setiap dari kita bertanggungjawab atas hidup kita sendiri. Tak perlu terlalu tergantung pada orang lain.
Begitulah kesepuluh mindset yang telah diberikan Ibu Linda sebagai materi penutup pelatihan hari itu. Isi pemaparan beliau jauh lebih berisi, tepat sasaran, dan menarik daripada pendapatku yang sangat sederhana ini. Jadi, sebenarnya, lebih nyaman mendengarkan langsung dari motivatornya itu sendiri alias Ibu Linda, daripada hanya membaca tulisan sederhana yang berisi pendapatku ini.
0 komentar:
Posting Komentar