Seseorang pernah menasihatiku melalui sebuah cerita. Sebuah cerita tentang seekor keledai tua dengan majikannya. Dikisahkan, keledai tua itu sudah dianggap tidak berguna lagi oleh si majikan. Sehingga, si majikan berniat untuk membunuh si keledai. Ia meletakkan kedelai tua itu ke dalam sebuah sumur kering, kemudian menimbunnya dengan tanah. Si keledai berteriak meminta tolong agar majikannya mau mengeluarkannya dari sumur kering itu. Tapi, si majikan tidak peduli dan terus saja menimbun si keledai dengan tanah. Akhirnya, si keledai tua tidak lagi berteriak setelah tumpukan tanah menimbun setengah dari tubuhnya. Si keledai melompat ke atas tumpukan tanah yang telah menimbunnya tadi. Si keledai kembali melompat saat majikannya menimbunnya dengan tanah. Saat timbunan tanah mencapai bibir sumur, si keledai melompat ke atas. Akhirnya, si keledai selamat.
Inti dari kisah tersebut adalah tanggung jawab atas diri sendiri. Si keledai tua bertanggungjawab atas hidupnya sendiri, jika ia hanya pasrah, maka ia akan mati sesuai keinginan si majikan. Sama halnya dengan kita. Kita bertanggungjawab atas hidup kita masing-masing. Kita bukanlah boneka yang bisa dipermainkan sesuka hati oleh orang lain.
Mungkin, secara tidak sadar kita telah belajar untuk bertanggungjawab pada diri sendiri sejak kecil. Kita tidak bisa selamanya menggantungkan tanggungjawab pada orang lain. Kadang, ada kalanya kita lalai dalam bertanggungjawab terhadap diri sendiri, namun saat bangkit dan ingin memperbaiki diri, alangkah baiknya tidak melibatkan kehidupan orang lain. Karena, pada dasarnya kita telah mengetahui dan menyadari kewajiban masing-masing, jadi tidak ada alasan apapun untuk melibatkan apalagi menyalahkan orang lain atas kewajiban yang kita tanggung. Ironis memang, kadang kita ingin mereka menghormati dan tidak mencampuri hal-hal pribadi dalam hidup kita, tapi di lain pihak kita ingin mereka bertanggungjawab atas hidup kita. Menggelikan!
Aku bertanggungjawab atas diriku sendiri dan aku tidak bertanggungjawab atas hidup orang lain. Aku punya kehidupanku sendiri yang perlu kuurus. Tanpa ada maksud untuk egois, kita punya tanggungjawab terhadap diri sendiri dan kadang tidak berhak untuk mencampuri kehidupan orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar