Senin, 31 Oktober 2011

Aku yang Ingin Tersesat

Diposting oleh ainahafizah di 10.29 0 komentar
Aku berpikir sebagai seorang idiot. Mereka tak akan mendengar. Tak juga mau melihat. Mereka terlalu nyaman duduk di singgasana berlapis sutera. Mereka tidak kuat, hanya tua. Bersembunyi di balik tirai etika. Tirai yang tak tertembus cahaya. Karena mereka adalah cahaya itu sendiri.
Aku tertawa sebagai seorang yang gila. Mereka paksa aku bicara ketika mulutku mereka bungkam. Aku diam dan mereka katakan dusta. Aku hanya punya insting, bukan seorang naïf yang bisa mereka kendalikan.
Aku merintih sebagai seorang tahanan. Mereka ikat aku dengan rantai yang menghisap nyawaku. Rantai yang memakan jiwaku perlahan pada setiap lukaku. Senyum sinis menggantung di bibir mereka. Mereka tuli namun mendengar jeritku.
Aku menutup mata, bermimpi mersakan angin sebagai seorang pelaut, bermimpi meraih awan sebagai seorang pilot, bermimpi melihat dunia sebagai seorang pelancong.
Aku ingin tersesat.

Selasa, 18 Oktober 2011

Dua Pion Putih

Diposting oleh ainahafizah di 07.19 0 komentar
“Kenapa?”
Dia tersenyum. “Menurutmu, kenapa sesuatu disebut tidak normal?”, tanyanya balik.
Alis cokelat merahku tertaut. “Aku yang bertanya lebih dulu. Baiklah, karena sesuatu itu berbeda dari yang lain. Begitu?”, aku bersandar di sofa merah di belakangku.
“Kau dan aku berbeda. Siapa yang tidak normal di antara kita?”, ia menyeringai.
Aku merengut. “Jika aku sama seperti kebanyakan orang, maka kau yang tidak normal”, aku balik menyeringai.
Jemari putih panjangnya berhenti memainkan sendok kopinya. Mata hijaunya menatapku.
“Apa yang kau lakukan?”, tanyaku ketika ia meletakkan pion-pion catur di meja yang membatasi kami.
Ia tersenyum padaku setelah meletakkan pion terakhir. “Menurutmu, apa ada yang aneh?”
Aku memandang susunan pion catur dihadapannya. Satu pion hitam terapit pion-pion putih. “Pion hitam?”, kataku sangsi.
 

Aina's Room Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea