Selasa, 29 Maret 2011

Menghadiahi Diri Sendiri

Diposting oleh ainahafizah di 01.51 0 komentar
Kebetulan kuliahku hari ini hanya sebentar, karena perkuliahan untuk mata kuliah yang lain ditunda. Sebenarnya aku tidak suka ada penundaan perkuliahan, karena biasanya perkuliahan akan menumpuk di hari sabtu dari pagi hingga sore. Tapi, mau bagaimana lagi, dosen sibuk.
Sebelum pulang, aku mampir sebentar ke perpustakaan fakultas untuk mengembalikan buku-buku yang kupinjam. Setelah proses pengembalian selesai, aku iseng mencari bahan bacaan. Aku berdiri di depak rak buku pertama. Mencoba membaca judul setiap buku-buku tebal yang tersedia di rak tersebut. Sesekali, tanganku mengambil sebuah buku, membolak-balik halaman daftar isi, mencari beberapa nama penyakit, namun akhirnya mengembalikan buku itu ke tempat semula. Hingga akhirnya mataku membaca sebuah judul buku. Aku meraih buku tersebut kemudian mencari tempat duduk, lalu membaca isinya.

Sabtu, 19 Maret 2011

Tempat Kacamata Flanel

Diposting oleh ainahafizah di 03.16 0 komentar
Yups, lagi-lagi aku membuat benda aneh dari kain flannel. Kali ini aku mau membuat kotak kacamata. Bentuknya sangat sederhana, yaitu bentuk kotak yang dikasih pita pada bagian depannya.  Awalnya aku bingung, mau membuat dengan warna apa. Pengennya sih warna kuning yang kuaplikasikan dengan warna hijau. Namun, setelah melihat kain flannel yang warna-warni, rencana berubah. Entah kenapa warna merah muda alias pink jadi pasangan yang cocok banget buat hijau. Alhasil, kolaborasi warna pink dan hijau lah yang akhirnya kubuat menjadi kotak kacamata mini ini.

Rabu, 16 Maret 2011

Fallen Angel

Diposting oleh ainahafizah di 07.22 0 komentar
Ada tanya dijawabnya. Namun, tanyanya tak terjawab.
Ia di sana tanpa ada yang menyadari. Berdiri tegak di atas kedua kaki rapuhnya. Mencoba tegar layaknya karang.
Rambut hitamnya dipermainkan angin. Kilaunya luntur mengiring badai. Awan kelabu bercermin di matanya. Mata hitam bagai selimut malam. Jarum-jarum air menusuk kulitnya. Menembus, memutus aliran rasa. Ia jatuh ketika alam bernyanyi gaduh.
Ia diam, bangkit. Menengadahkan kepala, berharap melodi merdu.
Kulitnya retak, rapuh melawan raja siang. Peluh mengalir melewati pelipis. Kaki-kaki lemahnya melawan. Ia berjalan, tak mau diam. Berkubang di lumpur ketika hatinya dipasung. Tak ada yang sadari kilau di sudut matanya.

Sabtu, 12 Maret 2011

Sejenak Tentangnya : Berhenti

Diposting oleh ainahafizah di 20.14 0 komentar
Kita tinggal di kamar yang berbeda. Melihat ke arah matahari dari sudut yang berbeda. Biarkan saja semua tetap berbeda. Berhenti memaksaku untuk melihat matahari dari jendelamu. Aku punya jendelaku sendiri. Aku ingin memandang ke matahari dengan caraku.
Berhenti menarikku untuk menjalani jalan yang kau jalani. Tahukah kau, kalau aku benci ketika kau memaksaku berjalan di depanmu, di jalanmu. Namun, ketika aku menoleh ke belakang, kau tidak ada di sana. Kau mengendap-endap layaknya pecundang di jalan lain. Jangan kau kira aku adalah tempat di mana kau bisa menguji semua ideologimu, sementara kau sendiri lari sebagai pengkhianat.
Biarkan aku menatap matahari dari jendela di kamarku sendiri. Karena aku ingin menjalani hidupku dengan caraku sendiri.

Senin, 07 Maret 2011

10 Mindset

Diposting oleh ainahafizah di 02.40 0 komentar
Aku pernah tanpa sengaja menghadiri sebuah pelatihan. Mengapa kukatakan “tanpa sengaja”? jawabannya adalah karena salah seorang temanku dengan seenak jidatnya mengirimkan sebuah pesan singkat padaku yang isinya menyuruhku untuk datang ke kampus pagi Minggu itu. Sebuah pesan singkat yang sangat tidak jelas. Padahal aku sudah mengatakan kepada temanku itu bahwa aku sibuk hari Minggu itu. Anehnya, dengan bodohnya aku menuruti kemauan temanku itu dengan anggapan bahwa kehadiranku itu adalah wajib. Sudah bisa ditebak, bahwa aku dengan bodohnya mengikuti pelatihan yang tidak kutahu maksud dan tujuannya.
Baik, lupakan sejenak rasa geramku pada temanku yang telah dengan entengnya menipuku. Toh, pada akhirnya semua hal ada manfaatnya. Walaupun pada akhirnya, aku harus bekerja ekstra untuk menyelesaikan kewajibanku yang lain.
Sebenarnya ada 4 orang pembicara dalam pelatihan ini, namun kali ini aku hanya ingin menceritakan materi pembicara yang terakhir. Bisa dibilang beliau adalah seorang motivator. Nama beliau adalah Ibu Linda, sayangnya aku lupa nama lengkap beliau. Beliau memberi motivasi dengan tema utama yaitu “10 Mindset”.
Seperti biasa, aku selalu tertarik dengan hal-hal yang tidak kuketahui namun ingin kuketahui. Beliau telah berhasil mengubah pola pikirku. Membuatku membuka mata untuk tidak takut melakukan sesuatu yang selama ini kuyakini tak perlu.
Sebenarnya tidak ada kewajiban para peserta untuk mencatat materi yang telah diberikan. Tapi, karena tadi sudah kukatakan bahwa aku tertarik dengan materi beliau, maka aku mencatatnya dalam catatan kecilku. Tapi ini bukan berarti materi pembicara yang lain tidak menarik. Semuanya menarik, hanya saja tema materi yang terakhir ini lebih gampang diikuti.
Baiklah, inilah kesepuluh mindset yang telah Ibu Linda paparkan dengan harapan beliau tidak marah padaku karena aku mencatat lalu mempublikasikan materi beliau :

Sabtu, 05 Maret 2011

Flower

Diposting oleh ainahafizah di 18.54 0 komentar
I just take my pencil colours and linen paper.
I call it linen paper cause it has texture on it.
Then, I draw some flower pics.
I know, I'm not good in drawing, but... I just want to draw...
Hahaha... ^o^

Jumat, 04 Maret 2011

Flashdisk Case

Diposting oleh ainahafizah di 19.34 0 komentar
Aku suka sekali menggantungkan hiasan ke barang-barang milikku. Salah satunya adalah flashdisk. Sebenarnya aku mempunyai 2 buah flashdisk, keduanya memiliki gantungan. yaitu hiasan sapi dan kambing. Sampai akhirnya, salah satu gantunganku yang berbentuk kambing dihilangkan oleh temanku. Kemudian kuputuskan untuk membuat hiasan baru untuk menggantikan boneka kambing yang telah dihilangkan oleh temanku. Aku memilih untuk membuat hiasan berbentuk stroberi. 

Kamis, 03 Maret 2011

Koinku dan Kertasmu

Diposting oleh ainahafizah di 04.06 0 komentar
Aku mengintip di balik pagar semen yang beberapa senti lebih tinggi dari tubuhku. Aku memperhatikan halaman yang sepi itu. Hingga mataku menangkap siluet seorang gadis kecil sepertiku. Ia berjalan ke arahku.
“Hai, Desi!”, sapaku.
Gadis itu menjawab, “Eh Ina, ngapain kamu di sini?”, ia mengerutkan keningnya.
“Aku mau jajan”, sahutku riang.
“Oh!”, ia menganggukkan kepalanya. Membuat rambut hitam panjangnya bergerak. “Bagaimana kalau kita jajan bareng?”
 

Aina's Room Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea